Waktu menunjukkan pukul 15.47 di Rambu House. Di sebuah sudut terlihat beberapa anak muda tengah disibukkan dengan alat musik, mixer, sound system, lampu, lilin, kertas minyak warna, laptop, proyektor, alat-alat seduh kopi, karpet, palet kayu bahkan sapu lidi pun tidak luput dari kesibukan sore itu.

Halaman Belakang sederhana dengan ukuran tidak lebih dari 10 meter X 30 meter disulap menjadi venue (tempat) yang menyerupai “garden party” lengkap dengan mini stage dan ornamen kreatif tanpa menghilangkan beberapa hal yang memang telah ada sebelumnya seperti pepohonan, batang ubi, jambu biji, sumur, pondok baca santai, dll.  Check Sound menjadi penutup aktivitas  untuk selanjutnya break memasuki waktu maghrib dan briefing akhir persiapan pelaksanaan kegiatan yang mengambil judul “Halaman Belakang – Cerita Tiga Unstour X Ngota Mozaik”.

“Halaman Belakang Tiga Unstour X Ngota Mozaik”

Dihari yang sama, Jum’at, 31 Januari 2020, tepatnya pukul 18.50 WIB terlihat kendaraan (motor, mobil bahkan sepeda) mulai memarkirkan kendaraannya di area  yang sudah ditentukan. Ada yang tidak beranjak dan nongkrong diparkiran, memilih duduk di Minarko yang merupakan tempat tersajikannya kuliner dengan bahan dasar mie instant yang mempunyai level (tingkat) kepedasan yang bertingkat, dari yang biasa saja sampai dengan yang puuueedassnya luar biasa.

Dan tidak sedikit dari pengendara-pengendara yang terdiri dari lintas generasi, hobby dan profesi, baik personal maupun dari berbagai komunitas mengarah ke halaman belakang untuk mendapatkan posisi yang dirasa paling pas untuk menyaksikan secara langsung konsep hiburan yang bernuansa kekeluargaan dan silahturahmi dari “Cerita Tiga Unstour dan Ngota Mozaik”.

Penampilan Dari Ismet Raja Tengah Malam

Pukul 19.15 WIB Ismet Raja membuka malam cerah tersebut dengan lantunan gitar, harmonika dan kajon yang seluruhnya dirangkai dengan syair khas Ismet Raja Tengah Malam dengan genre Folk (musik rakyat). Selanjutnya kelakar nyeleneh khas Dodi, Ketua Harian GenPI (Generasi Pesona Indonesia) Provinsi Jambi yang bertugas merangkap sebagai MC memanggil satu persatu teman-teman narasumber yang terlibat dalam Tiga Unstour dan Ngota Mozaik untuk masuk dalam sharing session pengalaman dan pandangan konsep masing-masing tour yang di moderatori oleh Dani, tentunya dengan kelakar-kelakar ringan khas nya.

Cerita Tiga Unstour

Tiga Unstour merupakan perjalanan yang dilakukan oleh Bilik Bicara – DIM – Duniawi Coffee dengan mengusung 2 Aspek : Kopi dan Musik yang merupakan unsur yang berkesinambungan. Guna menyalurkan kedua aspek tersebut, menjadi tujuan utama dari perjalanan yang dilaksanakan di 3 Kota di 3 Provinsi (Palembang, Prov.Sumatera Selatan – Bandar Lampung, Prov.Lampung – Bengkulu, Prov.Bengkulu).

“PANGI” (Pagi Ngopi) diusung Duniawi Coffee untuk dapat disalurkan kepada orang-orang tentang penting dan nyamannya menikmati kopi pagi sambil mendengarkan lantunan musik.

“STRUGGLINGI” diusung oleh DIM (musisi) yang bertahan sejak awal memulai karir hingga saat ini tetap konsisten sebagai Solois.

“BIAR TAHU” diusung oleh Bilik Bicara (musisi) mengenal jawaban atas semua perjuangan untuk tetap berkarya agar memiliki makna penting  secara luas.

Ketiga unsur tersebut dikemas dan dirajut dalam satu konsep perjalanan Tiga Unstour dan memberikan interprestasi terhadap karya yang tercipta.

Meninggalkan Kota Jambi 10 Januari 2020, secara lengkap perjalanan Tiga Unstour terdiri dari 7 orang dalam 1 kendaraan yakni  Thoriq (Bilik Bicara), Dim (DIM), Saka (Duniawi), Luthfie, Naldi (Duniawi), Hasan (Nyari Stage), Kevin (Ulsayco). Dan disambut kembali di Kota Jambi 16 Januari 2020.

Logo Resmi Ngota Mozaik

Mozaik juga merupakan konsep perjalanan, akan tetapi secara utuh merupakan program workshop dan edukasi untuk mempertemukan komuditas (produk), komunitas (pelaku) dalam rangka menciptakan industri yang seimbang, berkeadilan dan berkelanjutan melalui komunikasi (tersampaikan) yang efektif dengan mengedepankan kekeluargaan dalam konsep hiburan musik, film dan talkshow dengan melibatkan segenap lapisan masyarakat dalam bentuk tour yang bertajuk “Bukan Aku, Kau, Kami atau Kamu, tapi KITA”.

NGOTA  mengambil  diambil dari salah satu kata sehari-hari di masyarakat Jambi yang berarti Ngobrol, Bicara atau Bercengkarama. Sedangkan MOZAIK diambil dari kata salah satu unsur dalam seni, yakni seni dalam merangkai percil-percil warna warni menjadi suatu karya yang menggambarkan sesuatu yang diinginkan.

Ngota Mozaik rencananya akan di lepas di Kota Jambi pada tanggal 1 Maret 2020 dan kembali ke Kota Jambi lagi pada tanggal 28 Maret 2020 dengan menelusuri 18 titik di 11 Kab/Kota dari desa dan kota di Provinsi Jambi  selama 25 hari.

Checkpoint-Ngota-Mozaik-di-18-Titik-11-Kabupaten-dan-Kota-di-Provinsi-Jambi

Sepanjang NGOTA MOZAIK yang dilakukan oleh Ismet Raja Tengah Malam (Musisi Folk) dan Jhe Edhyanto (Penggiat Kopi) Dewan Kopi Indonesia (DEKOPI) Provinsi Jambi akan dirajut dalam sebuah Design Story oleh Agus Dharmawan (Sutradara Film) Forum Film Jambi. Agar tidak terlalu membebani setiap titik yang disinggahi, perjalanan ini juga akan membawa peralatan standar akustik (gitar, harmonika, kojang, sound system, peralatan film) dan tentunya tim yang nantinya ditunjuk oleh Indonesia Event untuk mendukung persiapan sampai dengan kembali ke Kota Jambi dengan kendaraan yang berbeda.

Sharing Session Kepulangan & Berpergian Cerita Tiga Unstour X Ngota Mozaik

Session “Kepulangan & Berpergian” Cerita Tiga Unstour X Ngota Mozaik yang berlangsung sekitar 70 menit ini pun diakhiri dengan kesepahaman bersama dengan lintas komunitas yang hadir untuk bersama mengusung KITA (Jambi) dalam selalu mengedepankan “Kearifan Lokal (Seni dan Budaya)” dalam setiap kreatifitas yang dihasilkan dan sebagai referensi dalam masing-masing menyusun program kedepan dengan Sustainable (Berkelanjutan).

Sesi Tanya Jawab

Malam terus berangsur larut, saat Rizky/Alex memberikan “Open Service” dalam seduhan kopi memberikan warna tersendiri dalam menikmati kopi malam tersebut. Sebagi informasi Rizky/Alex merupakan Barista (penyeduh) Juara 1 saat Jambi Brewers Competiton (JBC) saat International Coffee Day (ICD), Oktober 2019 lalu dan  akan mewakili Jambi dalam Indonesia Coffee Event (ICE) 11 – 16 Februari 2020 yang diselenggarakan oleh Specialty Coffee Association Off Indonesia (SCAI), dimana pemenang dari ICE tersebut akan mewakili Indonesia dalam World Coffee Event (WCE) di Melbourne, Australia, Mei 2020.

Open Service Seduhan Kopi Oleh Rizky Alias Alex

Tanpa terasa saat Bilik Bicara dan DIM menyelesaikan lantunan gitar terakhirnya waktu telah menujukkan pukul 23.55 WIB. Alhamdulillah semua pengunjung yang hadir berangsur meninggalkan halaman belakang dengan senyum seakan memberikan simbol kepuasan terhadap energi positif yang didapat dari rangkaian acara yang juga menampilkan music performance dari Amrimus, Esok Bingung dan Soenja Roeri dengan karakter khas masing-masing yang tentunya dibawakan secara akustik dan suasana santai serta kekeluargan untuk selalu mempererat silahturahmi hari ini dan kedepannya.

Penampilan dari DIM dan Bilik Bicara