EtalaseKopiJambi, Kopi sebagai minuman mulai tercatat pada tahun 500-an, sejak tanaman kopi ditemukan pertama kali di dataran tinggi negara Ethiopia, Bagian Timur Benua Afrika. Selanjutnya pasukan Persia membawa kopi ke Yaman dan menanamnya secara luas. Secara bersamaan masyarakat Arab menggemari minuman kopi tersebut yang diberi nama “qahwa” artinya minuman yang mencegah rasa kantuk dan memberi kekuatan.

Pada tahun 1200-an penduduk Turki memperkenalkan seduhan kopi dengan teknik yang belum pernah dilakukan sebelumnya yang dikenal dengan kopi “librik”. Kopi librik ini menyebar ke seluruh jazirah Arab sampai ke Mesir. Kopi menjadi kebanggaan Bangsa Arab, maka kemudian disebut Kopi Arabika.

Roastery dan Coffeeshop (Update Desember 2018)
Roastery dan Coffeeshop (Update Desember 2018)

Provinsi Jambi memiliki tiga jenis tanaman kopi yang barangkali tidak dimiliki oleh provinsi lain di Indonesia. Jenis tanaman kopi di Provinsi Jambi yang pertama adalah Kopi Arabika berkembang dengan baik di Kabupaten Kerinci dengan ketinggian 1200-1700 mdpl.

Kawasan produksi kopi arabika di Kabupaten Kerinci berada di Kecamatan Kayu Aro, Kayu Aro Barat dan Gunung Tujuh. Selain di Kerinci, beberapa hamparan juga terdapat Arabika di Kota Sungai Penuh. Arabika kaya akan aroma (Buah atau Bunga) dan cenderung Asam dengan kadar kafein 0,8 % – 1,4 %.

Yang kedua adalah Kopi Robusta, tumbuh dan berkembangan pada dataran sedang yakni 600-800 mdpl, yang tersebar di beberapa kabupaten dalam Provinsi Jambi seperti Merangin, Kerinci, Sungai Penuh, Sarolangun, Muaro Bungo, Tebo. Namun terdapat juga kopi robusta juga berkembang baik di ketinggian diatas 1000 mdpl Kabupaten Merangin khususnya di Kecamatan Jangkat dan Jangkat Timur, sedangkan di ketiggian normal (600-800 mdpl) robusta juga berada di Kecamatan Lembah Masurai dan Kecamatan Muaro Siau.

Produk Petani dan Prosessor (Update Desember 2018)
Produk Petani dan Prosessor (Update Desember 2018)

Di ketinggian normal (600 – 800 mdpl) dengan kadar kafein 1,7 % – 4 %, citarasa robusta lebih cenderung pahit dan kurang memiliki aroma. Sedangkan robusta diatas ketinggian 1000 mdpl, kurangnya kecenderungan pahit seolah digantikan sedikit asam dan beraroma (buah dan bunga) serta info dari beberapa sumber kadar kafeinnya sekitar 1,2 – 2,5 %.

Selain Arabika dan Robusta adalah Kopi Liberika yang tumbuh di dataran rendah terutama di lahan gambut, dan berkembang baik di Kabupaten Tanjab Barat dan sebagian Tanjab Timur. Liberika mempunyai rasa cenderung pahit dengan keasaman rendah s/d seimbang, akan tetapi dalam olahan tertentu dapat mengeluarkan aroma buah (nangka) dengan kadar 1,1 % – 1,4 %.

Liberika juga dikenal denan ketahanan terhadap hama dibanding Arabika tapi lebih rentan dibanding Robusta. Sehingga ‘Kebandelan” ini, membuat liberika dapat juga tumbuh dan berbuah di lokasi Robusta dan bahkan Arabika.

Arabica, Robusta dan Liberica adalah 3 varian utama jenis kopi yang ada dan dinikmati oleh Dunia. Ketiga varian tersebut mempunyai karakter dan citarasa yang berbeda dalam setiap pengolahannya. Walopun demikian, setiap butir dari ketiga jenis tersebut mempunyai posisi khusus tersendiri di hati para penikmatnya di seluruh dunia.

Sebagaimana diketahui bahwasanya hari ini Kopi Jambi telah berhasil mensejajarkan di Dunia Internasional, diantaranya Kopi Arabika Koerintji “Specialty Coffee”, Kayu Aro – Kerinci telah 2 tahun (2017, 2018) mendapatkan Apresiasi dan Penghargaan secara Nasional maupun Internasional. Selanjutnya di tahun 2018, Kopi Robusta D’Jangkat Sungai Tenang “Fine Robusta, Merangin juga telah juga mendapatkan Apresiasi dan Penghargaan secara Nasional.

Sedangkan Kopi Liberika “Spesial Tungkal”, dengan keunikan dan kelangkaannya merupakan kopi yang hari ini banyak dicari baik Nasional maupun Internasional khususnya Asean.